Wednesday, December 31, 2008

lewat 13 malam...

Lewat malam-malam dalam hidup, dari daun-daun yang gugur bersama setiap kenangan...

Malam pertama, dia mengenali mereka tanpa menyangka satu masa mereka akan menjadi teman-teman yang menyerikan hidupnya. Malam itu dia masih malu untuk bercerita sakan. Masih banyak yang cuba disembunyikan. terlalu takut tidak diterima.

Malam kedua, dia semakin mengenali teman-temannya. Dan hatinya mula kasih terhadap mereka.

Malam ketiga, mereka semakin rapat. Mula berbicara tentang harapan, tentang impian. tentang persahabatan sepanjang hayat.

Malam keempat, masih juga berkumpul bersama teman-teman, dengan buku dan pensil mencatatkan setiap impian yang diharapkan.

Malam kelima, teman-teman masih ada, cuma dia ditelan kesibukan. Dia hilang tanpa bicara. Teman-teman tertanya-tanya tapi dia tetap sepi.

Malam keenam, masih juga seperti malam sebelumnya, masih juga tiada hanya yang teman-teman setia.

Malam ketujuh, dia masih hilang... teman-teman mula bimbang...

Malam kelapan, dia muncul kembali, teman-teman gembira. mereka sambung bercerita dan berjenaka. tiada sekali pun teman-teman mempersoalkan kehilangannya tanpa bicara, cuma hatinya kurang selesa kerna terlalu lama menyepi.

Malam kesembilan, teman-teman tetap seperti biasa... dia masih tidak dapat memaafkan dirinya...

Malam kesepuluh, akhirnya dia mengetahui teman-temannya tidak pernah menyalahkannya. hatinya kembali tenang dan dia kembali ceria...

Malam kelmarin dia bersama teman-teman menceritakan tentang masa depan, melakar setiap perasaan yang bermain dengan warna-warna indah.

Malam semalam, dia masih juga bersama teman-teman, masih bercerita dan berjenaka. Tawa yang tak pernah usai dengan segala cerita perjalanan hidup. Masih jenaka anak-anak kecil yang baru mengenal dunia. Impian lama bertukar menjadi impian baru. Hatinya gembira, senyumnya manis.

Malam ini hanya tinggal seorang teman. Semuanya punya urusan. tapi dia masih ada satu teman. Dia tetap bercerita dan berjenaka biarpun hanya tinggal berdua. Dalam diam dia merenung wajah si teman dan hatinya tertanya-tanya "adakah malam esok kau tetap akan ada disini seperti selalu atau kau juga akan jadi seperti mereka?. Maaf atas malam-malam sepi ku" Dan dalam diam juga dia menerima hakikat mungkin malam ini malam terakhir untuk bercerita hingga lewat. Dia tahu malam esok, dia akan keseorangan, tanpa teman-teman... yang ada hanya doa dan harapan; moga satu masa dia dapat bersama teman-teman semula bercerita dan berjenaka... tak perlu lama cukup sekadar seminit dua, kerna dalam hatinya mereka sentiasa ada...

Malam sampai ke hujungnya... selamat malam teman, tidur lah dengan nyenyak...

No comments:

Post a Comment